"Kalau bisa tidak hanya rumah saja, kalau ada barang bersejarah lainnya terkait rumah tersebut, itu lebih bagus," kata Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, kepada wartawan di Jalan Pandean, Senin (6/6/2011).
Risma mengatakan barang bersejarah justru lebih bisa bercerita. Barang itu bisa menggambarkan apa yang dilakukan Soekarno sewaktu tinggal di rumah di gang sempit itu. Rencananya, setelah dibeli rumah itu akan dijadikan Museum Soekarno.
"Dengan membeli kami tidak menciptakan (museum) tetapi ini riil karena akan lebih bagus untuk kualitas sejarah," tambah Risma.
Meski akan dibeli, tetapi Risma mengaku belum tahu berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk rumah tersebut. Urusan tersebut akan ditangani dinas pariwisata Surabaya. Pemilik rumah, Siti Jamilah, sendiri mengaku sudah merelakan rumah tersebut untuk dijual dengan syarat bukan digunakan untuk pribadi.
"Kami rela menjual rumah ini ke pemerintah asal sesuai dengan harganya," ujar Siti.
Siti mengatakan rumah berukuran 6 x 14 itu merupakan rumah peninggalan rumah orang tuanya. Orang tuanya membeli rumah itu pada tahun 1990 dengan harga Rp 16 juta. Setelah orang tuanya meninggal, rumah itu diserahkan ke anak-anaknya. Selain ditempati keluarganya, rumah itu sekarang juga ditempati bersama kakaknya, Zainal Arifin.
"Rumah ini masih asli, hanya saja tembok depan rumah kami pasang keramik," lanjut Jamilah.
Jamilah mengaku tidak tahu dari siap rumah itu dibeli. Yang pasti rumah itu pernah menjadi kantor percetakan. Menurut Direktur Soekarno Institute, rumah itu pertama kali ditempati keluarga Soekarno pada akhir tahun 1900.
Pada bulan Desember di tahun itu, ayah Soekarno, Raden Soekemi Sosrodiharjo memboyong keluarganya dari Singaraja, Bali. Saat itu istri Soekemi, Ida Ayu Nyoman Rai, sedang mengandung. Pada 6 Juni 1901, Soekarno dilahirkan di rumah tersebut.
Sumber :www.surabaya.detik.com/rumah-kelahiran-soekarno-akan-dibeli-dan-dijadikan-museum?
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar