JAKARTA: Apersi mengidentifikasi tiga masalah mendasar yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah dalam pembangunan 1.000 menara rusunami dan rusunawa.
Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Fuad Zakaria mengatakan ketiga problem mendasar itu adalah berbagai regulasi perizinan, pola dan pencairan subsidi, serta penyesuaian harga jual baru.
Berdasarkan target awal pemerintah, program 1.000 menara ini harus dituntaskan pada 2011. Namun, program subsidi perumahan tidak berjalan mulus sehingga merugikan para pengembang.
Untuk menutupi kerugian tersebut, pengembang terpaksa menjual unit-unit rusunami berdasarkan harga pasar.
“Banyak sekali pengembang yang mengeluh. Celakanya, program ini seperti buah simalakama, tak diteruskan salah, diteruskan juga salah. Selain itu, Pemprov DKI juga tak punya perencanaan soal tataruang (zonasi) untuk rusunami sehingga para pengembang pasti berhadapan dengan perizinan. Ujung-ujungnya, tak diizinkan,” katanya kepada Bisnis hari ini.
Menurut Fuad, agar pembangunan 1.000 menara berjalan optimal, pemerintah perlu fokus menuntaskan tiga problem mendasar tersebut. “Kami siap untuk kembali duduk bersama mengevaluasi seluruh masalah untuk dipecahkan bersama-sama,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat, jumlah menara yang sudah dibangun sejak 2007 baru mencapai 87 menara di 17 lokasi yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Batam, dan Surabaya. Adapun, jumlah unit yang tersedia sebanyak 40.000 unit.(jha)
[Sumber: Dari sini ]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar