Menurut Ciputra, harus ada terobosan melalui pembentukan Central Provident Fund (CPF) yaitu lembaga pengelola dana perumahan secara nasional. CPF terbukti berhasil mengatasi perumahan murah di berbagai negara, seperti di Brazil dan China.
"Saya sudah ngomong ke setiap menteri, mereka katakan iya tapi tidak ada follow up. Sudah ke Menteri Keuangan," jelas Ciputra usai meresmikan pendirian Ciputra Hospital di Citra Raya, Cikupa, Tangerang, Selasa (1/11/2011).
Padahal dengan adanya CPF, akan ada penggalangan dana efektif dan bisa digunakan untuk pembangunan rumah murah. CPF juga perlu partisipasi dari pengusaha, ataupun karyawan sebagai dana urunan yang kumpul setiap periode.
"CPF harus dimulai di kota besar. Jakarta yang pertama. Siapa yang membuka usaha di Jakarta, harus sediakan biaya sekian," terangnya.
Penerapan program baru pemerintah juga tidak terbukti ampuh dalam penyediaan rumah bagi masyarakat kurang mampu, hingga mereka memilih tinggal di kolong jembatan atau bantaran kali yang rawan terjadi bencana.
"Kita berlari di satu perangkap. Pembiayaan, karena disana masalahnya. Kita terjebak di satu lubang yang tidak bisa keluar," tambah Ciputra.
Implementasi rumah murah juga disanksikan oleh Real Estate Indonesia (REI). Menurut Ketua REI Setyo Maharso menyebut masalah klasik birokrasi menjadi pangkal terhambatnya cita-cita rumah bagi rakyat kurang mampu.
"Rumah murah tidak bisa berjalan karena masalah legalitas tanah dan waktu birokrasi sangat lama," ucap Setyo beberapa waktu lalu.
Presiden SBY menargetkan hingga 2014 bisa membangun sekitar 1 juta unit rumah murah dengan harga per unit Rp 25 juta. Dari target 1 juta unit rumah murah itu, sebanyak 350.000 unit dibangun melalui program rumah swadaya. Sedangkan sisanya sebanyak 650.000 akan dibangun tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun sasaran masyarakat untuk program rumah murah ini terbagi dalam dua kelompok. Pertama, mereka yang bankable yakni mereka yang telah memiliki penghasilan tertentu dan dapat dipertanggungjawabkan seperti PNS golongan I dan II, TNI, dan Polri. Kedua, masyarakat yang non-bankable atau tidak layak secara perbankan mendapat pinjaman seperti pedagang asongan serta pedagang kaki lima.
Pembiayaan rumah murah ini diharapkan bisa dilakukan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sehingga masyarakat bisa memperoleh rumah dengan harga yang terjangkau dengan suku bunga rendah selama masa tenor. Angsuran rumah murah ini sekitar Rp 225.000 sampai Rp 250.000 per bulan tanpa uang muka.
Sumber : www.finance.detik.com/ciputra-pesimistis-program-rumah-murah-bisa-sukses
Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar