Konsultan properti, Coldwell Banker Commercial mencatat, pada kuartal III tahun ini, sektor properti Jakarta secara umum tumbuh 10-15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. "Ini dipicu membaiknya kondisi ekonomi makro Indonesia," kata Senior Vice President Coldwell Banker Commercial, Tommy Bastamy, kepada pers di Jakarta, pekan ini.
Pasar properti yang paling tinggi adalah sektor perkantoran, baru setelah itu kondominium dan residensial (hunian) dan lainnya.
-- Tommy Bastamy
Menurut dia, indikasinya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal kedua 2010 telah mencapai sebesar 6,2 persen dan tingkat konsumsi juga naik lima persen.
Sementara itu, sejak kuartal II 2009 pasar properti di Jakarta menunjukkan perkembangan positif. Dampak krisis global akhir 2008-2009 hanya untuk negara lain, sedang di Indonesia, pasar properti relatif tak terpengaruh," katanya.
Dijelaskan, pasar properti yang paling tinggi adalah sektor perkantoran, baru setelah itu kondominium dan residensial (hunian) dan lainnya. "Sektor perkantoran tumbuh sebesar 20 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan peningkatan permintaan menjadi 54 ribu meter persegi dibandingkan 2009 sebesar 45 ribu meter persegi," katanya.
Luas area baru pun untuk perkantoran di Jakarta, juga meningkat menjadi 6.000 meter persegi sehingga total hingga ini mencapai 6.141.335 meter persegi dengan rincian kawasan primer seluas 3.836.765 meter persegi dan area sekunder seluas 2.304.570 meter persegi.
Setelah sektor perkantoran, ia melanjutkan, sektor kondominium mengalami pertumbuhan signifikan karena suku bunga Kredit Perumahan Rakyat (KPR) untuk kondominium relatif terjaga rendah, yakni masih sekira sembilan persen. "Di bawah dua sektor tadi ditempati oleh sektor ritel," katanya.
Bergeser ke selatan
Pada bagian lain, Tommy mengakui, pembangunan kawasan perkantoran di daerah Jakarta semakin bergeser ke daerah Selatan Jakarta seperti sepanjang Jalan TB Simatupang. "Pusat pemerintahan sering kena demonstrasi sehingga bisa merugikan perusahaan yang berkantor dekat kawasan pemerintahan," katanya.
Selain itu, menurut Tommy, perkembangan Jalan TB Simatupang dalam lima tahun terakhir meningkat pesat. Infrastruktur di sepanjang jalan ini telah siap menunjang pembangunan kawasan perkantoran. "Untuk ritel saja sudah ada Citos (Cilandak Town Square), Pejaten Village dan Poins Square," katanya.
Ditunjang dengan akses Jalan tol dan kemudahan transportasi, yaitu tiga terminal yang mengelilingi Jl TB Simatupang, Terminal Kampung Rambutan, Lebak Bulus dan Blok M membuat jalan ini siap menjadi kawasan pusat daerah bisnis (CBD) baru. "Apalagi nanti akan ada koridor Busway yang melintasi jalan TB Simatupang," katanya.
Posisi Jalan ini merupakan kawasan strategis namun harganya masih jauh lebih murah dibandingkan dengan kawasan yang telah menjadi kawasan CBD. Harga tanah strata title di sini baru mencapai Rp 8-12 juta per meter persegi sedangkan di kawasan CBD harganya sudah mencapai Rp 16-18 juta per meter persegi.
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar