Rabu, 18 Mei 2011

10 Kota Terburuk untuk Penyewa Properti (II)

Ribuan rumah kosong terlihat 'mematung' di Amerika Serikat, dari yang belum selesai dibangun hingga ditinggalkan pembelinya. Dengan kondisi tersebut, artinya di negara itu seharusnya banyak perumahan yang terjangkau harganya. Namun, kenyataannya tidak demikian, setidaknya untuk para penyewa.

Selama beberapa dekade terakhir, seperti dirilis laman bloombergbusinessweek, keterjangkauan terhadap harga sewa telah menjadi masalah besar di Amerika Serikat, di mana pertumbuhannya lebih cepat dibanding pendapatan para penyewanya.

Menurut laporan terbaru Harvard University's Joint Center for Housing Studies, diketahui bahwa hampir setengah dari penyewa yang berhasil ditemui harus rela membayar sewa lebih dari 30 persen pendapatan bulanan mereka. Bahkan, 26 persen di antara mereka harus membayar sewa lebih dari 50 persen pendapatannya.

Berdasarkan laporan tersebut, kemudian diidentifikasi dan berhasil diperingkat 10 kota di AS dengan jumlah penyewa terbanyak yang harus rela menghabiskan lebih dari separuh pendapatan mereka untuk sewa rumah.

Namun, menurut Harvard, tidak selalu kota yang paling mahal harus disalahkan. Sebab, di saat para penyewa di kota-kota berbiaya tinggi seperti New York dan San Francisco mengeluh tentang berapa banyak mereka membayar sewa rumah setiap bulan, penduduk di wilayah Miami, McAllen, Tex, dan Detroit justru mengalami nasib lebih mengkhawatirkan.

Bahkan faktanya, kota Miami penyumbang terbesar jumlah penyewa yang harus membayar lebih dari separuh pendapatan mereka dalam menyewa rumah di AS.

Menurut Harvard, kota tersebut mengontribusi sekitar 34,2 persen pada 2009, atau naik dari 2000 yang hanya 26 persen, di saat pertumbuhan pendapatan stagnan dan harga sewa rumah disesuaikan laju inflasi yang naik 22,2 persen selama periode itu. Sementara itu, kota McAllen, mengontribusi sebesar 33,1 persen dan Detroit 32,8 persen.

Laporan tersebut juga mengungkapkan jumlah penghasilan atau pendapatan untuk ongkos sewa tumbuh secara dramatis selama lima puluh tahun terakhir. Pada 1960, seperempat dari jumlah penyewa di AS setidaknya terbebani, termasuk 12 persen di antaranya yang terbebani cukup berat. Kemudian pada 2009, angka itu naik dua kali lipat menjadi hampir setengah dari penyewa setidaknya dengan beban sedang, termasuk 26 persen terbebani berat.

"Hal itu merupakan dampak yang ditimbulkan dari sebuah keputusan keluarga. Mereka memilih menghabiskan pendapatannya untuk hal-hal yang penting bagi tingkat kesejahteraan, seperti kesehatan, makanan, dan tabungan," kata Chris Herbert, direktur riset Harvard University's Joint Center for Housing Studies.

Ia menambahkan, mereka pun rela mengorbankan diri untuk lokasi yang mereka tempati atau di mana mereka tinggal. Padahal lokasi tempat tinggal itu juga mempengaruhi kehidupan lain seperti akses ke pekerjaan, sekolah, dan kesempatan usaha lainnya.

Tentunya, kata Herbert, sebagian besar orang Amerika berharap masih bisa menyewa untuk beberapa tahun berikutnya, sampai ada pembatasan atau kemudahan dalam memiliki rumah. Namun, harga sewa diperkirakan terus meningkat melampaui pertumbuhan pendapatan mereka. Permintaan sewa juga disinyalir terus tumbuh sebagai pilihan untuk mendapatkan rumah tinggal.

Berikut lima kota lainnya dari 10 kota paling buruk untuk para penyewa yang telah dirilis sebelumnya:
5. New Orleans
New Orleans Worst Rent
Penyewa rumah tangga dengan beban biaya tinggi sebanyak 31,8 persen.
Rata-rata harga sewa kotor: US$870
Rata-rata keperluan biaya sewa: US$160
Rata-rata pendapatan rumah tangga untuk sewa: US$28.400

Perekonomian New Orleans stagnan selama dekade terakhir dan jumlah penduduk di kota tersebut menyusut pascakerusakan yang ditimbulkan Badai Katrina pada 2005.
Data Biro Sensus AS menunjukkan, jumlah penduduk kota New Orleans pada 2009 sekitar 13,8 persen di bawah tahun 2000. Sementara itu, berdasarkan data Biro Analisis Ekonomi AS, produk domestik bruto (PDB) sedikit di bawah tingkat perolehan 2001.

4. New Haven
New Haven Worst Rent
Penyewa rumah tangga dengan beban biaya tinggi sebanyak 32,7 persen
Rata-rata harga sewa kotor: US$1.000
Rata-rata keperluan biaya sewa: US$180
Rata-rata pendapatan rumah tangga untuk sewa: US$29.100

Kota New Haven, Connecticut memiliki tingkat kemiskinan kedua tertinggi setelah Hartford yakni sebesar 26,7 persen. Menurut laporan tahunan New Haven 2009-2010, kurangnya jumlah rumah yang tersedia dengan fasilitas sewa bersubsidi di kota --seiring berkurangnya pendanaan negara dan badan federal untuk penyediaan sewa bersubsidi-- menjadi masalah bagi para penyewa.

3. Detroit
Detroit Worst Rent
Penyewa rumah tangga dengan beban biaya tinggi sebanyak 32,8 persen
Rata-rata harga sewa kotor: US$760
Rata-rata keperluan biaya sewa: US$140
Rata-rata pendapatan rumah tangga untuk sewa: US$25.000

Meskipun jumlah unit apartemen kosong cukup tinggi di Detroit, tingkat sewa tetap tidak terjangkau untuk penduduk berpendapatan rendah dengan populasi besar di kota itu.
Biro Sensus AS memperkirakan, tingkat kemiskinan di kota metropolitan tersebut tercatat masing-masing 33,2 persen dan 14,2 persen untuk 2005 hingga 2009. Sementara itu, rata-rata pendapatan rumah tangga di kota itu sebesar US$52.954.

2. McAllen, Texas
McAllen Worst Rent
Penyewa rumah tangga dengan beban biaya tinggi sebanyak 33,1 persen.
Rata-rata harga sewa kotor: US$565
Rata-rata keperluan biaya sewa: US$160
Rata-rata pendapatan rumah tangga untuk sewa: US$16.200

Menurut perkiraan Biro Sensus AS, McAllen, daerah ujung selatan Texas ini memiliki tingkat kemiskinan 36 persen dan pendapatan per kapita hanya US$13.130 untuk 2005 hingga 2009.
Sementara itu, Biro Statistik Tenaga Kerja AS memperkirakan tingkat pengangguran tahunan kota tersebut sekitar 11,8 persen pada 2010, atau naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 10,5 persen.

1. Miami
Miami Worst Rent
Penyewa rumah tangga dengan beban biaya tinggi sebanyak 34,2 persen.
Rata-rata harga sewa kotor: US$1.040
Rata-rata keperluan biaya sewa: US$130
Rata-rata pendapatan rumah tangga untuk sewa: US$31.900

Menurut laporan Departemen Perencanaan dan Wilayah Miami-Dade County, biaya sewa di kota tersebut secara bertahap naik dari 16,4 persen menjadi 22,6 persen dari pendapatan 1980 hingga 2000. Peningkatan biaya sewa pun terus terjadi, sehingga pada 2006, para penyewa rata-rata harus menghabiskan sekitar 27 persen pendapatan mereka atas harga sewa kotor.

Sementara itu, berdasarkan laporan negara bagian itu, sebagian penyewa di kota tersebut harus menghabiskan sekitar 30 persen pendapatan rumah tangga mereka untuk kebutuhan tempat tinggal, yakni dari 47,1 persen pada 2000 menjadi 64,5 persen di 2006.

Sumber : www.bisnis.vivanews.com/kota-terburuk-untuk-penyewa-properti--ii-

  • Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar