Kamis, 19 Mei 2011

Teknologi kota hijau siap diintegrasikan

JAKARTA: BYD Co. Ltd, perusahaan teknologi energi terbarukan asal China, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia menandatangani nota kesepakatan dalam membawa teknologi kota hijau nir-emisi.

Managing Director PT Cascadiant Indonesia Gregory Long mengatakan perusahaan yang bergerak dalam bidang sistem integrasi solusi global inilah yang nantinya sebagai BYD Co. Ltd di Indonesia. Menurutnya dengan adanya nota kesepakatan tersebut akan dilakukan riset bersama untuk mengadaptasi dan menyesuaikan teknologi.

Hal tersebut, sambung dia, agar dapat dijadikan solusi dalam menjawab kebutuhan khusus Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan. Dia menuturkan pihaknya akan membantu pemerintah Indonesia mencapai dua tujuan yaitu meningkatkan penetrasi listrik sampai dengan 90% dan mengurangi emisi ga rumah kaca sebesar 26% pada 2020.

"Nota kesepakatan ini juga memungkinkan riset bersama antara BYD dengan BPPT untuk mengembangkan, membuat dan menjalankan solusi-solusi untuk mencapai dua tujuan utama pemerintah tersebut," tutur Gregory kepada pers, sore ini.

Gregory menjelaskan saat ini banyak sektor energi di dalam negeri yang menjadi penyumbang emisi rumah kaca sehingga membutuhkan inisiatif solusi yang berpikiran maju dan ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi mutakhir.

Lebih lanjut dia menuturkan Indonesia dan China memiliki banyak tantangan yang serupa dalam perubahan iklim dan pelistrikan negara.

"Bersama dengan BYD, kami menghadirkan teknologi penyimpanan energy yang saat ini dimungkinkan secara komersial untuk menjalankan bis dan taxi listrik dan untuk menyimpan listrik dari matahari dan angin untuk penggunaan pada malam hari atau sewaktu angin tidak berhembus," imbuhnya.

Dia menambahkan rencananya Cascadiant Indonesia akan mulai memperkenalkan bis dan mobil listrik sebelum akhir 2011. Dia berharap pada 2012 pihaknya dapat menjadi leader pasar mobil listrik di Indonesia.

Terkait dengan harga yang ditawarkan, Gregory belum dapat memastikan karena belum menghitung pajak yang harus dikeluarkan ketika mobil tersebut masuk ke Indonesia.

"Mungkin harganya akan 1,5 kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar fossil," katanya.

Menurut dia jika Indonesia menggunakan mobil listrik, maka dapat mengurangi emisi sebesar 50%. Dia menilai Indonesia memiliki pasar yang dinamis dan besar serta kebutuhan sumber energi alternatif untuk listrik dan bahan bakar fossil semakin besar.

Itulah yang menyebabkan perusahaan yang baru saja diresmikan pada Juni tahun lalu dengan kantor pusat di Singapura memilih masuk membidik pasar Tanah Air.

Dia menambahkan terkait infrastuktur sebagai pendukung penerapan mobil listrik tersebut, perusahaan akan membicarakan lebih lanjut kepada pemerintah.

"Fokus kami adalah pada moda transportasi massa di Indonesia. Mungkin kami akan bekerjasama dengan perusahaan taxi atau bis di sini," imbuhnya.

Sumber : www.bisnis.com/teknologi-kota-hijau-siap-diintegrasikan
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar