Rabu, 29 September 2010

Junita Ciputra, Anak Kedua Ciputra dan Direktur Ciputra Group

Menjadi Entrepreneurs karena 3 L

Menjadi putri taipan properti terbesar di Indonesia membuat Junita Ciputra tak serta-merta menjadi developer. Pernah bertahun-tahun ikut membesarkan Ciputra Group, wanita cantik itu akhirnya memilih untuk menjadi filantropis. Saat ini, dia banyak menghabiskan waktu untuk mewujudkan cita-cita sang ayah, creating world entrepreneurs.

KEHIDUPAN Junita bagaikan dongeng yang diimpikan oleh banyak kaum hawa. Wanita kelahiran 1961 itu, selain memiliki keanggunan dan kecantikan serta keluarga yang bahagia, selalu sukses dengan karir yang ditekuninya. Memulai karir di Ciputra Group sebagai manajer keuangan pada 1988, anak kedua dari pasangan Ciputra dan Dian Sumeler tersebut pernah mencicipi posisi direktur dan komisaris di berbagai perusahaan holding yang didirikan sang ayah 29 tahun lampau.

Awal karir Junita di bidang properti sebenarnya tak lepas dari pengaruh Ciputra. Pada 1981, Pak Ci -panggilan akrab Ciputra- mendirikan Ciputra Group bersama istri dan empat anaknya, yakni Rina, Junita, serta si kembar Cakra dan Candra. Kala itu, keputusan mendirikan perusahaan baru didasari keinginan Pak Ci agar anak dan menantunya memiliki perusahaan sendiri. Apalagi mereka sudah memiliki ijazah pendidikan dari luar negeri.

Seiring perjalanan waktu, Ciputra Group semakin membesar hingga akhirnya kini memiliki tiga subholding. Kelompok pertama dipimpin oleh pasangan Budiarsa Sastrawinata dan putri pertama, Rina. Subholding kedua di nakhodai oleh pasangan Harun Hajadi dan Junita. Salah satu ikon kelompok tersebut adalah CitraLand, Surabaya. Sementara itu, kelompok ketiga dipimpin oleh Cakra dan Candra.

''Seperti kata Pak Ci, menjadi entrepreneurs karena 3 L. Lahir berarti memiliki orang tua yang berbisnis. L berikutnya adalah lingkungan, sehari-hari dia mengenyam yang namanya dunia bisnis. L yang terakhir adalah latihan,'' ujar Junita saat ditemui di sela perayaan ulang tahun ke-79 Ciputra di Universitas Ciputra, CitraLand, Surabaya Barat, Jumat (24/9), akhir pekan lalu.

Karena itu, untuk mematangkan pelajaran yang dia dapat dari Ciputra, sejak kecil hingga remaja, Junita menempuh pendidikan tinggi di tempat terbaik. Sebelum bergabung di Ciputra Group pada usia 27 tahun, Junita terlebih dahulu menyelesaikan S-1 dan S-2 di Amerika Serikat. Dia mengantongi gelar sarjana keuangan dari Universitas San Francisco serta mendapatkan gelar MBA di bidang keuangan dan realestat dari University of Southern California, Los Angeles, AS, dengan predikat suma cum laude. Saat menempuh pendidikan, Junita juga nyambi sebagai account officer di sebuah bank di San Francisco, yaitu Bank Hibernia divisi commercial realestate pada 1985 hingga 1987.

Pada 1988, sekembalinya dari AS, wanita yang memiliki hobi berbelanja di sela kesibukannya itu langsung dipercaya menjadi manajer keuangan perusahaan di Ciputra Group. Pada 1990 hingga 1996, dia menduduki posisi sebagai direktur dan berlanjut menjadi komisaris PT Ciputra Development Tbk. Dia juga pernah menjadi direktur PT Ciputra Surya Tbk. Tak heran, dia akhirnya menyandang julukan "menteri keuangan" Ciputra Group.

Namun, berkutat dengan target omzet dan membikin produk untuk memuaskan pelanggan belum membuat Junita nyaman. Panggilan jiwa Junita, tampaknya, lebih menjurus pada kegiatan sosial. Dia kini berperan aktif sebagai pengurus Yayasan Ciputra. Sebuah organisasi yang didirikan oleh Ciputra Group pada 1996 untuk menangani berbagai kegiatan sosial dengan penekanan pada bidang pendidikan.

''Sebenarnya, menjadi pengurus yayasan itu by default. Tidak sengaja. Sebab, saat itu Pak Harun (suami Junita, Red) dipercayai mengurus proyek di Surabaya yang di dalamnya termasuk fasilitas sekolah. Jadi, saya yang mengurusnya,'' ungkapnya. Di setiap proyek properti Ciputra, kelengkapan fasilitas pendukung dijadikan salah satu nilai jual utama. Sekolah mulai level sekolah dasar hingga universitas disediakan untuk penghuninya. Karena itu, pada 1991, saat Ciputra Group di bawah kendali subholding Harun Hajadi mengerjakan proyek CitraLand, mereka memikirkan untuk menyediakan fasilitas pendidikan tersebut. Dengan demikian, pada 1996, didirikan Sekolah Ciputra yang merupakan International Baccalaureate (IB) alias sekolah internasional.

Meski awalnya hanya mengikuti bisnis suami, Junita malah seakan menemukan kecocokan saat mengurus pengembangan yayasan sekolah tersebut. Dia bercerita bahwa tantangan saat terjun ke yayasan adalah bagaimana menjadikan sebuah kegiatan yang sebenarnya nonprofit bisa ikut menjadi penggerak dari bisnis properti itu. Dia menerapkan ilmu keuangan yang ditimba di Negara Paman Sam untuk menjadikan sekolah di bawah pengelolaan Yayasan Ciputra agar tidak lagi membebani keuangan perusahaan. ''Pendirian sekolah menggunakan aset perusahaan. Modal juga diberikan oleh perusahaan. Karena itu, (tantangannya) bagaimana membuat yayasan pengelola sekolah itu tidak lagi memberatkan perusahaan,'' papar wanita kelahiran Bandung itu. ''Juga harus dipikirkan bahwa the whole project bisa mendapatkan nilai tambah dari sekolahan ini,'' lanjutnya.

Karena pengalamannya itu, saat Ciputra memulai gerakan menciptakan banyak entrepreneurs baru di Indonesia, Junita diserahi tanggung jawab menggarap proyek Universitas Ciputra (UC). ''Pak Ci melihat bahwa yang paling siap (proyek properti, Red) untuk mendirikan universitas adalah CitraLand. Akhirnya, empat tahun lalu UC didirikan di sini,'' kenangnya.

Junita sadar bahwa pembangunan universitas, apalagi dengan kurikulum yang tak biasa, merupakan tantangan tersendiri. ''Sebab, tak sekadar membangun gedung universitas. Juga mencari pengajar, menyusun kurikulum, hingga menarik mahasiswa baru.'' ujarnya. Pembangunan fisik universitas, menurut Junita, bukan persoalan utama. Penyediaan lahan sebagai area juga merupakan hal kecil. Tantangan paling berat justru bagaimana UC bisa mandiri tanpa memberatkan induk perusahaan. ''Profit bukanlah tujuan utama. Tapi, saya juga ingin UC tidak disusui terus,'' ujarnya. Menurut dia, UC merupakan salah satu upaya Pak Ci untuk menciptakan entrepreneurs dari mereka yang mungkin tidak lahir dan memiliki lingkungan bisnis seperti dirinya.

[Sumber:http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=157573]

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar