Kamis, 20 Januari 2011

Pasar Properti Jabodetabek Lesu

Pertumbuhan pasar properti di kawasan Jabodetabek pada 2011 diprediksi menurun, jika dibandingkan tahun lalu.

Head of Strategy Advisory Procon Utami Prastiana menyatakan, secara umum pasar properti Jabodetabek pada 2011 hanya berkisar 4-5%. Padahal pada 2010, pasar properti bisa mencapai 7-8%.

Ia menilai pertumbuhan pasar properti memang melambat pada tiga tahun terakhir sebagai imbas krisis ekonomi sepanjang 2008 hingga 2009. Akibatnya, pengembang properti enggan merencanakan pembangunan. Hal itu, tambahnya, lantas menyebabkan sedikitnya pasokan yang ada di pasar properti.

"Ini imbas dari krisis 2008 dan 2009, orang jadi wait and see. Developer tidak berani merencanakan apa-apa. Ketika krisis selesai pada 2010 pembangunan mulai berjalan lagi tapi hasilnya tidak bisa langsung jadi. Pasokan menurun otomatis pasar menurun," ujarnya dalam konferensi pers Prediksi Pasar Properti 2011-2012, Selasa (18/1).

Namun demikian, Technical Advisor Commercial Leasing Procon Luke S Rowe memperkirakan tahun ini tingkat permintaan hunian perkantoran di Jakarta justru akan meningkat hingga 89%. Peningkatan itu juga diperkirakan berimbas pada naiknya harga sewa rata-rata sebesar 5,5 sampai 7%.

"Pada tahun 2011-2012, diprediksi pasokan di area CBD akan tumbuh sekitar 4.4% per tahun dengan penambahan sekitar 380 ribu m2 ruang kantor, yang sekitar 73% akan berasal dari gedung kelaas A. Permintaan diperkirakan akan tumbuh sekitar 5% per tahun dan permintaan dari penyewa besar dari sektor finansial akan tetap ada," paparnya.

Sementara pasokan di luar CBD, lanjut dia, diperkirakan akan tumbuh sebesar 3.6% per tahun dengan penambahan ruang kantor sekitar 175 ribu m2. Pasar perkantoran strata-title atau milik sendiri juga diperkirakan akan lebih aktif.

"Diperkirakan sekitar 63% dari pasokan perkantoran mendatang akan berasal dari kantor strata-title. Permintaan akan tumbuh sekitar 4% per tahun. Meningkatnya permintaan akan berdampak pada kenaikan harga sewa terutama untuk gedung yang telah beroperasi dan dengan tingkat hunian yang relatif cukup tinggi," rincinya.

CEO PT Procon Indah Lucy Rumantir mengungkapkan, bertumbuhnya tingkat hunian dan harga sewa properti dalam dua tahun ke depan tidak lepas dari semakin kuatnya pemulihan ekonomi pada 2010. Hal itu, menurut dia, juga akan mendorong kinerja pasar properti selama 2011 hingga 2012.

Sementara itu Director Markets Group Procon Cecilia Dian Pradipta menilai, tahun ini konsumen lebih cenderung untuk memilih trend properti yang berkonsep ramah lingkungan. Menurutnya, hal itu sendiri bukanlah sesuatu yang baru, tapi saat ini semakin banyak investor yang meminta pembangunan gedung perkantoran dengan konsep tersebut.

"Trendnya sudah ada sejak akhir tahun 2008 lalu, tapi gedung yang telah berdiri dengan konsep green building baru ada satu hingga dua tahun ini. Saat ini permintaan akan gedung dengan konsep hijau ini terus meningkat," paparnya.

Ia mengakui, dari sisi biaya gedung yang memiliki konsep hijau memang lebih mahal dibandingkan dengan gedung yang tidak memiliki konsep ramah lingkungan. Namun jika diurut dengan biaya operasional, gedung yang berkonsep green ini cenderung lebih hemat.

"Green building itu bukan berarti gedungnya harus dipenuhi tumbuh-tumbuhan hijau, namun ada beberapa hal lain yaitu dari segi penghematan energi dan lebih ramah terhadap lingkungan. Ini yang akan menghemat sisi operasional dan pemeliharaan gedung," tandasnya.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar