Senin, 10 Januari 2011

Analis: Saham Properti Lebih Greng Dibanding Otomotif

Kalangan analis pasar modal meyakini tahun 2011 akan terjadi perubahan investasi besar-besa­ran menyusul makin memburuk­nya ekonomi global akibat naik­nya harga minyak dunia hingga ke level 92 dolar AS per barel. Apalagi pemerintah berencana membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada awal April nanti.

   Perusa­haan di pasar modal (emiten) yang bergerak di bidang properti diperkirakan menikmati gain atau keuntungan. Berbeda de­ngan bisnis otomotif dan tele­komu­nikasi yang terancam pem­batasan BBM subsidi.

Analis pasar modal Nico Omer memproyeksikan saham perusa­haan properti seperti Lip­po Kara­waci, Bakrieland dan Intiland akan meningkat. PT Lippo Kara­waci Tbk (LPKR), misalnya, te­lah memproyeksikan kenaikan laba hingga Rp 710 miliar atau naik 33,5 persen dari Rp 525 miliar pada 2010.

Proyeksi itu, kata Nico, di­du­kung kenaikan laba opera­sional 22,4 persen mes­kipun biaya-bia­ya diperkira­kan mening­kat ka­rena ada pembangunan ru­mah sakit dan mall baru tahun ini.

Dengan kondisi keuangan ini, Nico yakin, harga saham LPKR naik, meskipun hanya sedikit. Karena hingga saat ini harga sa­ham perseroan dinilai sudah cu­kup mahal dibanding perusa­haan sejenis lainnya.

“Saat ini sudah terlalu mahal di sekitar Rp 730 per lembar saham. Namun saya per­kira­kan saham­nya di tahun ini akan bergerak naik hanya sekitar 10-20 persen. Saham properti tam­paknya masih greng,” katanya

Menurutnya, para investor pun akan tetap tertarik dengan sa­ham-saham properti, terma­suk saham LPKR. Industri pro­perti tahun ini diper­kirakan naik hingga 20 per­sen. “Tetapi saya tidak bisa mere­ko­mendasikan apa-apa untuk sa­ham LPKR. Saya netral aja untuk sa­ham yang satu ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, pertumbu­han laba bersih Lippo Karawaci akan di­dukung oleh perolehan pendapa­tan berkelanjutan (recur­ring inco­me) yang dipertahankan se­besar 50 persen dan adanya pen­­jualan aset mall dan rumah sakit kepada REIT Singapura.

“LPKR memproyeksikan bah­wa tahun 2011 akan memperoleh total laba Rp 701 miliar, naik 33,5 persen atau di atas peningkatan pendapatan yang sebesar 24,1 persen,” ujar Presiden Direktur Lippo Karawaci Ke­tut Budi Wi­jaya di Jakarta, belum lama ini.

Ketut menjelaskan, dari pen­­ju­a­­lan aset mall dan rumah sakit, perseroan akan meraup laba se­besar Rp 150 miliar. Pa­dahal, di periode yang sama ta­hun sebe­lumnya, perseroan hanya meraih bagian laba sebe­sar Rp 75 miliar dari penjualan aset-aset tersebut.

Saat ini kapitalisasi pasar LPKR di BEI sudah mencapai Rp 15,79 triliun atau senilai 1,76 mi­liar dolar AS. Selain itu, perse­roan juga mengumumkan telah menyelesaikan penjualan dua aset properti Rumah Sakit Siloam Cikarang dan Mochtar Riady Cancer Center senilai 205,5 juta dolar Singapura ke First Real Estate Investment Trush.

LPKR akan meraih one time gain sebesar Rp 195 miliar dari tran­sak­si ini yang akan di­amor­tisasi selama 15 tahun. Se­bab, akan di­kelola oleh fund ma­na­gement milik LPKR, Bowsprit Capital Corporation Limiter.

[Sumber:http://ekbis.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=14248]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar