Kalangan analis pasar modal meyakini tahun 2011 akan terjadi perubahan investasi besar-besaran menyusul makin memburuknya ekonomi global akibat naiknya harga minyak dunia hingga ke level 92 dolar AS per barel. Apalagi pemerintah berencana membatasi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada awal April nanti.
Perusahaan di pasar modal (emiten) yang bergerak di bidang properti diperkirakan menikmati gain atau keuntungan. Berbeda dengan bisnis otomotif dan telekomunikasi yang terancam pembatasan BBM subsidi.
Analis pasar modal Nico Omer memproyeksikan saham perusahaan properti seperti Lippo Karawaci, Bakrieland dan Intiland akan meningkat. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), misalnya, telah memproyeksikan kenaikan laba hingga Rp 710 miliar atau naik 33,5 persen dari Rp 525 miliar pada 2010.
Proyeksi itu, kata Nico, didukung kenaikan laba operasional 22,4 persen meskipun biaya-biaya diperkirakan meningkat karena ada pembangunan rumah sakit dan mall baru tahun ini.
Dengan kondisi keuangan ini, Nico yakin, harga saham LPKR naik, meskipun hanya sedikit. Karena hingga saat ini harga saham perseroan dinilai sudah cukup mahal dibanding perusahaan sejenis lainnya.
“Saat ini sudah terlalu mahal di sekitar Rp 730 per lembar saham. Namun saya perkirakan sahamnya di tahun ini akan bergerak naik hanya sekitar 10-20 persen. Saham properti tampaknya masih greng,” katanya
Menurutnya, para investor pun akan tetap tertarik dengan saham-saham properti, termasuk saham LPKR. Industri properti tahun ini diperkirakan naik hingga 20 persen. “Tetapi saya tidak bisa merekomendasikan apa-apa untuk saham LPKR. Saya netral aja untuk saham yang satu ini,” ujarnya.
Seperti diketahui, pertumbuhan laba bersih Lippo Karawaci akan didukung oleh perolehan pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang dipertahankan sebesar 50 persen dan adanya penjualan aset mall dan rumah sakit kepada REIT Singapura.
“LPKR memproyeksikan bahwa tahun 2011 akan memperoleh total laba Rp 701 miliar, naik 33,5 persen atau di atas peningkatan pendapatan yang sebesar 24,1 persen,” ujar Presiden Direktur Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya di Jakarta, belum lama ini.
Ketut menjelaskan, dari penjualan aset mall dan rumah sakit, perseroan akan meraup laba sebesar Rp 150 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya, perseroan hanya meraih bagian laba sebesar Rp 75 miliar dari penjualan aset-aset tersebut.
Saat ini kapitalisasi pasar LPKR di BEI sudah mencapai Rp 15,79 triliun atau senilai 1,76 miliar dolar AS. Selain itu, perseroan juga mengumumkan telah menyelesaikan penjualan dua aset properti Rumah Sakit Siloam Cikarang dan Mochtar Riady Cancer Center senilai 205,5 juta dolar Singapura ke First Real Estate Investment Trush.
LPKR akan meraih one time gain sebesar Rp 195 miliar dari transaksi ini yang akan diamortisasi selama 15 tahun. Sebab, akan dikelola oleh fund management milik LPKR, Bowsprit Capital Corporation Limiter.
[Sumber:http://ekbis.rakyatmerdeka.co.id/news.php?id=14248]
Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar