Selasa, 23 November 2010

Cermati Saham Infrastruktur-Properti di Sesi II

Pada sesi pertama perdagangan Senin (22/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ^JKSE ditutup melemah tipis 3,720 poin (0,10%) ke level 3.721,33. Indeks saham unggulan LQ45^JKLQ45 juga turun 2,0799 poin (0,30%) ke level 683,03.

Laju indeks siang ini mendapat dukungan dari besarnya volume transaksi yang tercatat mencapai 3,282 miliar lembar saham, senilai Rp1,757 triliun dan frekuensi 55.297 kali. Sebanyak 95 saham menguat, sedangkan 100 saham melemah dan 79 saham stagnan.
Namun, investor asing justru mencatatkan net foreign buy senilai Rp75,8 miliar dengan aksi beli senilai Rp585,8 miliar dan aksi jual Rp509,9 miliar.
Mayoritas sektor saham mendukung pelemahan indeks. Sektor konsumsi dan perdagangan memimpin pelemahan 0,70%, disusul keuangan 0,49%, pertambangan 0,29%, aneka industri 0,25%, manufaktur 0,08% dan properti 0,01%. Namun tiga sektor saham mengalami penguatan signifikan, industri dasar naik 1,03%, infrastruktur 0,80% dan perkebunan 0,73%.
Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital memperkirakan, pergerakan indeks saham domestik hingga penutupan sore nanti akan melemah. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.670 dan 3.740 sebagai level resistance-nya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (22/11).
Menurut Yuga, indeks hari ini mendapat tekanan ke bawah atas aksi profit taking beberapa investor seiring koreksi bursa regional. “Tapi, ini semata koreksi teknikal akibat penguatan sebelumnya. Pergerakan indeks pun tidak akan melemah terlalu jauh,” ujarnya.

Lebih lanjut Yuga mengatakan, profit taking terjadi secara signifikan terutama di saham PT Bumi Resources (BUMI.JK), setelah menguat tajam dan menempati top value sebelumnya. Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI.JK) juga turut menjadi tekanan bagi IHSG. “Pasar mengkhawatirkan, banyaknya kredit macet BRI dari korban letusan gunung Merapi,” tambahnya.

Menurutnya, bobot kapitalisasi BBRI sangat besar terhadap indeks, hampir sama dengan bobot TLKM di kisaran 15%. Karena itu, jika saham bank ini turun, koreksi BBRI berkontribusi signifipan bagi market. “Tapi ini hanya koreksi biasa mengikuti bursa regional. Dari sisi fundamental tidak ada hal-hal yang bisa memicu pelemahan indeks saham lebih jauh,” paparnya.

Sebab, valuasi indeks saat ini pun masih di level 14 kali untuk forecast 2011. Artinya, indeks masih memiliki ruang penguatan. Kalau Price Earning Ratio (PER) indeks mencaapi 16 kali, level indeks berada di posisi 4.000. “Dalam sebulan ke depan, indeks masih punya tenaga untuk naik ke level valuasi 16 kali,” imbuhnya.

Dalam situasi ini, Yuganur merekomendasikan positif saham sektor semen, properti, sektor jasa pelayaran dan komunikasi. Saham-saham pilihannya PT Semen Gresik (SMGR.JK), PT Alam Sutera Realty (ASRI.JK), PT Trada Maritim (TRAM.JK), dan PT Telkom (TLKM.JK). “Saya rekomendasikan buy saham-saham tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, untuk saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI.JK), menurutnya, investor bisa melakukan pembelian di level bawah atau buy on weakness. “Sedangkan untuk saham BUMI (PT Bumi Resources) saya sarankan take profit terlebih dahulu,” pungkas Yuganur.


Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar