Selasa, 30 November 2010

Right Issue Lippo Karawaci Danai Bisnis Perumahan, Mal, RS

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hari Senin (29/11/10) ini mengumumkan, 99,8 persen pemegang saham telah menyetujui permohonan rights issue LPKR senilai Rp2,379 triliun untuk mendanai strategi bisnis rumah sakit, mal, dan penjualan perumahan, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini.

Sebanyak 14.274.258.445 saham telah terwakili pada RUPSLB ini dimana 99,8 persen suara memberikan persetujuan atas permohonan rights issue.

Berdasarkan rights issue tersebut, pemegang saham LPKR yang ada akan diberikan hak pro rata atas saham baru sejumlah 4,3 juta saham pada harga Rp550 per saham. Pemegang saham yang memiliki 100 lembar saham akan diberi hak atas 25 saham baru pada harga Rp550 per saham. Rights issue ini diharapkan akan selesai pada 27 Desember 2010.

Dengan tambahan penerbitan 4,3 miliar saham baru, total jumlah saham yang beredar akan meningkat menjadi 21,63 miliar saham. Rights issue ini juga akan meningkatkan jumlah total dana pemegang saham LPKR senilai Rp2,379 triliun atau 45,2 persen menjadi Rp7,64 triliun.

Hasil rights issue ini akan sepenuhnya diinvestasikan untuk mendanai pengembangan bisnis residensial, mal dan rumah sakit serta modal kerja secara umum. Hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan dan shareholders’ value.

Rights issue ini akan dikelola dan dijamin oleh Ciptadana Securities dimana seluruh dana telah diterima di rekening LPKR dari hasil penempatan saham pada Selasa, 19 Oktober 2010. LPKR juga menunjuk CLSA Asia-Pacific Markets dan Morgan Stanley sebagai penasihat keuangan (co-financial advisers) pada rights issue ini.

Tujuan rights issue

Rights issue LPKR akan mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut. Pertama, transformasi LPKR dari perusahaan properti senilai US$3 miliar menjadi US$8 miliar dalam jangka waktu 5 tahun. Kedua, globalisasi pemegang saham LPKR dan basis investor.

Ketiga, secara signifikan meningkatkan free float saham LPKR, dan juga likuiditas saham. Keempat, meningkatkan posisi terdepan LPKR sebagai pemimpin dalam industri properti Indonesia, memperkuat posisi sebagai perusahaan properti terbesar dalam hal pendapatan, laba bersih, total aset, kapitalisasi pasar dan basis modal.

Jos Parengkuan, Presiden Direktur PT Syailendra Capital, menyatakan, "Penempatan dana pada bulan Oktober dan rights issue ini mencerminkan bahwa Lippo memiliki akses yang bagus terhadap pasar serta dukungan yang terus meningkat dari para investor. Mereka telah bekerja keras guna memperoleh dukungan investor. Rights issue ini akan memungkinkan mereka untuk menciptakan nilai tambah melalui bisnis rumah sakit, mal dan penjualan perumahan. Selamat bagi Lippo Karawaci."

Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur Lippo Karawaci mengatakan, "Saya gembira dengan dukungan yang luar biasa dari para pemegang saham. Pada kenyataannya hal ini merupakan suatu mandat untuk mencapai strategi transformasi menuju USD8 miliar untuk memperkuat pertumbuhan kami di bisnis residensial, rumah sakit, mall, dan fund management. Kami telah mantap memasuki tahun 2011 dengan posisi yang kuat serta mandat dari para pemegang saham."

Peringkat naik

Baru-baru ini Lippo Karawaci mengumumkan, Standard & Poor’s (S&P) telah menaikkan peringkat kredit LPKR dan juga peringkat atas obligasi perusahaan menjadi "B+" dengan outlook ‘stabil’. S&P memberikan penghargaan kepada LPKR atas "perbaikan lingkungan operasional, penjualan residensial yang kuat serta kontribusi yang baik dari bisnis healthcare dan hospitality LPKR, yang semakin stabil," dan menurut mereka "mengurangi pengaruh siklus dan risiko eksekusi pada bisnis pengembangan properti."

Lippo Karawaci merupakan perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan, laba dan aset. Lippo Karawaci juga merupakan satu-satunya perusahaan properti besar di Asia yang mendapat peringkat dari lembaga pemeringkat dunia seperti Moody’s, Fitch Ratings (Fitch), dan Standard & Poor’s (S&P), dengan peringkat masing-masing B1, B+ dan B+.

Hal ini sangat unik dan tidak biasa yang akan membuka pintu bagi Lippo Karawaci ke tingkat global untuk mendapatkan pendanaan dengan jangka waktu yang lebih panjang, dan biaya yang lebih rendah dari pendanaan jangka pendek untuk proyek-proyek di Indonesia.

Peningkatan peringkat akan berdampak positif bagi LPKR yang tengah mengusulkan obligasi global lima tahun senilai USD100 juta yang telah diumumkan pada 19 Oktober 2010, untuk membiayai kembali obligasi yang akan jatuh tempo Maret 2011, dan diharapkan akan menghasilkan penghematan kumulatif sebesar 2-5 persen bagi perusahaan dalam lima tahun.

Bank investasi global Citigroup Capital Markets dan Deutsche Bank telah ditunjuk untuk memimpin dan menjamin obligasi ini yang akan dilepas ke pasar awal tahun depan setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dan regulasi yang berlaku. Penerbitan ini diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar.

Hasil dari penerbitan obligasi ini akan sepenuhnya digunakan bagi pembiayaan kembali obligasi LPKR yang jatuh tempo pada Maret 2011 serta mendanai pertumbuhan transformasi model bisnis LPKR.

Status peringkat LPKR, saat ini menginjak tahun kelima, juga merupakan pengakuan atas disiplin serta tata kelola keuangan dan perusahaan LPKR yang baik, termasuk rasio utang terhadap modal yang rendah yang diharapkan akan menguat menjadi 0,46 setelah penambahan modal baru dari rights issue senilai Rp2,379 triliun, serta total pinjaman yang rendah sebesar 5x EBITDA. Hal ini berarti total pinjaman LPKR setara dengan kurang dari cash flow selama lima tahun.

Garis terdepan

Lippo Karawaci berada di garis terdepan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan melebihi enam persen per tahun. Hal ini tercermin dari kinerja yang kuat di seluruh unit strategis Perseroan.

Dengan pendapatan per kapita yang akan melewati US$3.000 per tahun, penjualan residensial/township akan sangat menjanjikan, dan meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia akan mendorong pertumbuhan kelompok rumah sakit Perseroan.

Dengan perlambatan prospek ekonomi AS dan dunia Barat tiga tahun ke depan, dana global akan memindahkan portofolio investasinya ke pasar negara berkembang untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Koreksi di China dan India telah memposisikan Indonesia sebagai pilihan teratas, mendorong likuiditas modal investasi untuk mencari investasi berkualitas. Perkembangan ini telah mendorong investasi asing langsung di Indonesia, dan di BEI, secara signifikan meningkatkan cadangan devisa dan meningkatkan kekuatan Rupiah.

Meningkatnya investasi dan infrastruktur, deregulasi, dan desentralisasi pertumbuhan ke daerah telah mendorong pertumbuhan riil PDB lebih dari 6 persen per tahun. Pendapatan per kapita sekarang siap untuk melewati US$3.000 per tahun dalam 12 bulan ke depan, menciptakan pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi.

Sektor properti Indonesia akan menjadi proxy yang sangat baik bagi pertumbuhan Indonesia, dengan proyeksi jauh melebihi pertumbuhan rata-rata GDP nasional. Di sektor properti yang terfragmentasi, hanya segelintir perusahaan properti yang mampu menjawab tantangan dan peluang. Lippo Karawaci, dengan visi, profesionalisme, semangat kewirausahaan, dan divisi usaha yang solid telah memimpin di garis depan perkembangan positif ini.

Pada Jumat 22 Oktober 2010, LPKR mengumumkan pembagian dividen interim pada kuartal ketiga yang berakhir 30 September 2010 yang didukung pertumbuhan ekonomi, penjualan residensial dan township yang meningkat, serta produktivitas yang lebih tinggi. Pendapatan kuartal ini meningkat 27 persen menjadi Rp765,8 miliar sedangkan laba bersih naik 29 persen menjadi Rp127,7 miliar.

Selama sembilan bulan operasi sampai tanggal 30 September 2010 pendapatan LPKR mencapai Rp2.228,8 miliar dan laba Rp348,7 miliar, masing-masing meningkat sebesar 13,6 persen dan 13,2 persen. LPKR mengharapkan pencapaian kuartal keempat 2010 yang solid, serta pendapatan dari proyek-proyek dan laba bersih Perseroan pada akhir 31 Desember 2010 akan mencapai Rp3 triliun dan Rp524 miliar, masing-masing meningkat 17 persen dan 35 persen dibandingkan tahun 2009.

Seluruh divisi usaha LPKR mencatatkan pertumbuhan yang memuaskan pada kuartal ini dengan kinerja luar biasa di divisi usaha residensial/township dimana pendapatan meningkat sebesar 50,5 persen menjadi Rp352,7 miliar. Pendapatan divisi usaha rumah sakit naik 12,5 persen sedangkan bisnis retail mall menorehkan peningkatan pendapatan sebesar 15 persen.

Meskipun masih merupakan bagian yang relatif kecil dalam group LPKR, divisi manajemen aset mencatat kenaikan 63 persen dari pendapatan manajemen fee. Pendapatan recurring Lippo Karawaci terus meningkat dan merupakan 52 persen dari total pendapatan Perseroan pada kuartal ini.

Lippo Karawaci adalah perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset, pendapatan, laba bersih dan kapitalisasi pasar, diperkuat dengan land bank yang luas dan basis pendapatan recurring yang kuat. Divisi usaha LPKR meliputi Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar senilai Rp11,9 triliun.

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar