Jumat, 26 November 2010

Peringkat Lippo Karawaci Naik Jadi B Plus

JAKARTA -  PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hari ini mengumumkan bahwa Standard& Poor’s Ratings Services (S&P) menaikkan peringkat perusahaan dalam kredit korporasi jangka panjang menjadi B+ dari B berdasarkan peningkatan signifikan pada empat kuartal terakhir pada penjualan perumahan dan kontribusi dari bisnis rumah sakit dan hotel. 

S&P juga memberikan outlook ‘stabil’ bagi LPKR pada saat yang bersamaan, menaikkan rating atas senior unsecured notes (obligasi) menjadi B+ dari B. 

Riset S&P terbaru ini melaporkan," "Credit metric perusahaan pengembang properti terbesar di Indonesia PT Lippo Karawaci Tbk. telah mengalami kenaikan secara signifikan pada empat kuartal terakhir dengan kuatnya penjualan perumahan dan peningkatan kontribusi dari bisnis heathcare dan hospitality." 

"Kami telah menaikkan peringkat kredit korporasi pada Lippo Karawaci menjadi B+ dari B. Kami juga menaikkan peringkat atas senior unsecured notes (obligasi) menjadi B+ dari B," demikian riset S&P.

Peringkat outlook adalah stabil dan mencerminkan pandangan S&P bahwa hasil peningkatan operasi akan terus berkesinambungan paling tidak sampai dengan tahun 2011, didukung oleh kondisi industri yang kondusif. 

Peningkatan peringkat ini mencerminkan kegiatan operasi yang semakin berkembang, dengan kuatnya penjualan perumahan, dan kontribusi yang lebih baik dari bisnis healthcare dan hospitality Lippo Karawaci, yang menjadi lebih stabil dan, dalam pandangan kami, mengurangi siklus dan resiko pelaksanaan yang melekat pada bisnis pengembangan properti.

Credit metric perusahaan pengembang properti terbesar di Indonesia PT Lippo Karawaci Tbk naik signifikan pada empat kuartal terakhir dengan kuatnya penjualan perumahan dan peningkatan kontribusi dari bisnis heathcare dan hospitality

Dalam dua belas bulan hingga 30 September 2010, dilaporkan bahwa EBITDA berkembang menjadi sekitar 21.4 persen hingga senilai (IDR) Rp.650.3 miliar sejak periode tahun sebelumnya. 

Jumlah utang yang disesuaikan dengan sewa dibandingkan dengan EBITDA untuk dua belas bulan hingga 30 September 2010, meningkat menjadi 5,7 kali, dari puncaknya 7,4 kali dalam dua belas bulan hingga 30 Maret 2009, terutama disebabkan oleh pertumbuhan EBITDA.

Rasio EBITDA dan Bunga untuk kwartal yang berakhir per 30 September 2010, walaupun masih rendah, tetapi telah meningkat menjadi 1,6 kali dibandingkan 1,3 kali yang dilaporkan pada kwartal sama di tahun 2009. 

Perusahaan bermaksud menyelenggarakan rights issue senilai Rp.2,38 triliun (252 juta dolar Amerika) pada Desember 2010. Dalam pandangan kami, proses dari rights issue akan memperkuat neraca keuangan dan mendukung rencana belanja modal perusahaan yang akan membangun lebih banyak rumah sakit dan pusat perbelanjaan dalam dua tahun mendatang. 

Rights issue akan dikelola dan dijamin oleh suatu konsorsium yang terdiri dari beberapa bank investasi dipimpin oleh Ciptadana Securities. CLSA Asia-Pacific Markets dan Morgan Stanley Asia Ltd. akan ditunjuk sebagai penasihat keuangan atau Co-Financial Advisers dalam hal ini. 

Peningkatan peringkat akan berdampak positif bagi LPKR yang tengah mengusulkan obligasi emisi global senilai 100 juta dolar Amerika yang diumumkan pada 19 Oktober 2010, bagi pembiayaan kembali obligasi Maret 2011, dan diharapkan akan menghasilkan 2-5 persen penghematan kumulatif bagi perusahaan dalam lima tahun. 
Bank investasi global Citigroup Capital Markets dan Deutsche Bank telah ditunjuk sebagai pengelola dan penjamin untuk obligasi yang akan diterbitkan pada awal tahun depan. 

Hasil dari penerbitan obligasi ini akan sepenuhnya digunakan bagi pembiayaan kembali obligasi LPKR yang jatuh tempo pada Maret 2011 dan pendanaan bagi pertumbuhan transformational bisnis model LPKR. 

Status peringkat LPKR, saat ini ditahun kelima, merupakan pengakuan atas tata kelola keuangan dan perusahaan LPKR yang baik, dan disiplin, termasuk rasio hutang yang rendah terhadap modal 0,465 (sebelum tambahan modal baru yang diperkirakan sejumlah Rp.2,379 triliun melalui proses rights issue yang sedang berjalan), dan jumlah pinjaman yang rendah hanya 5 kali EBITDA. Hal ini berarti total pinjaman LPKR setara dengan arus kas dalam jangka kurang dari lima tahun. 

Utang LPKR terhadap rasio modal diharapkan dapat lebih memperkuat hingga dibawah 0,328 per 31 Desember 2010. 

Roberto Feliciano, Direktur Keuangan LPKR menyatakan, "Kami senang dapat memperoleh peningkatan peringkat dari S&P. Ini mencerminkan prospek yang baik dan masa depan cerah bagi perusahaan. Hal ini positif bagi LPKR dan diharapkan menjadi tolak ukur baru bagi perusahaan properti lainnya di Indonesia". 

Dengan modal dasar senilai Rp.5,26 triliun dan akan meningkat hingga lebih dari Rp.7,5 triliun pada 31 Desember 2010, serta total aset lebih dari Rp.15,3 triliun, pinjaman total LPKR senilai Rp. 2,44 triliun saat ini adalah yang terendah dalam industri ini. 

LPKR adalah perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset, pendapatan, laba bersih dan kapitalisasi pasar, diperkuat dengan land bank luas dan basis pendapatan recurring yang kuat. Divisi usaha LPKR meliputi Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar senilai Rp11,8 triliun. 


Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)
Pengen punya rumah sendiri? kini bukan hal yang susah. klik DISINI semua jadi mudah !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar