Selasa, 04 Oktober 2011

Geliat Kawasan Industri, Dongkrak Pertumbuhan Hotel Hingga Apartemen



Jakarta - Geliat permintaan lahan industri sepanjang 2011 secara langsung mendongkrak pertumbuhan sektor properti lainnya di Jabodetabek. Sektor properti mulai dari hotel, perkantoran, hunian hingga ritel menunjukan tren pertumbuhan.

Hal ini disampaikan CEO Leads Property Hendra Hartono kepada detikFinance, Selasa (4/9/2011)

Hendra menjelaskan sektor properti industrial memang menjadi pemicu dari geliat properti lainnya. Menurutnya permintaan lahan industri sudah mulai terlihat signifikan sejak awal 2011 hingga triwulan III ini.

"Saat ini permintaan lahan industri sangat tinggi, baik dari negara Asia seperti Taiwan, Jepang, India, China. Ini merembet ke sektor properti lainnya," katanya.

Menurut Hendra tingginya permintaan di lahan industri secara langsung berimbas pada permintaan ruang per kantoran sewa maupun strata title. Hingga triwulan III ini seluruh sektor properti mulai dari hotel, hunian (rumah, apartemen dan kondominium), perkantoran, ritel terus bergairah.

"Kalau dahulu kawasan industri ekspansi 3 sampai 5 hektar, sekarang sampai puluhan hektar. Permintaan lahan industri terus naik, harganya pun ikut naik sekarang bisa Rp 500.000-1.000.000/meter padahal dulu Rp 300.000-600.000/meter," katanya.

Ia mengilustrasikan jika ada investor asing yang membeli lahan industri, mereka setidaknya membutuhkan sewa hotel atau apartemen. Jika sudah sepakat, mereka menyiapkan ruang perkantoran dan pembelian hunian rumah atau apartemen dengan sendirinya sektor ritel pun ikut terangkat.

Sebagai gambaran, Colliers International mencatat pertumbuhan kawasan industri di 2010 mampu menyerap 543 hektar, capaian ini termasuk paling tertinggi setelah 2005 lalu. Bahkan jika dibandingkan dengan 2009, serapan lahan kawasan industri 2010 sudah mencapai 2,5 kali dari 2009.

Penopang kawasan industri di 2010 antara lain dari kawasan Kota Delta Mas 22%, Suryacipta 13%, KIIC 14%, Bekasi Fajar 12%, Krakatau Industrial Estate Cilegon 7 %, Kota Bukit Indah 3%, Moderen Cikande 4%, Delta Silicon 10%, Jababeka 7%, KBN 1%, Sentul Industrial 1%, dan MM2100 industrial Town 1%.

Dari sisi harga lahan industri pada tahun lalu, kawasan Bogor harga termurah US$ 50, tertinggi Rp 1.250.000 dengan rata-rata harga Rp 1.012.949. Kawasan Tangerang harga termurah US$ 60, tertinggi Rp 1.265.000 dengan rata-rata Rp 689.231.

Karawang termurah US$ 40, tertinggi US$ 75 dengan rata-rata Rp 503.486. Bekasi termurah Rp 600.000, tertinggi US$ 115, rata rata Rp 819.971 dan Serang termurah Rp 400.000, tertinggi Rp 850.000 dengan rata-rata Rp 763.196.

Awal tahun ini pada triwulan I-2011 total 344 hektar lahan industri berhasil dijual. Permintaan tercatat sebesar 80,1%, meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Sementara itu Cushman & Wakefield mencatat terjadi pertumbuhan penjualan kawasan industri 76,4% di triwulan II-2011. Investor asing mendominasi penjualan kawasan industri di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Otomotif dan industri yang terkait otomotif menjadi bidang usaha yang paling banyak digeluti investor asing, khususnya Jepang.

Membaiknya pasar properti tidak lepas dari ekonomi Indonesia yang stabil sepanjang April-Juni tahun ini. Dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,4% di triwulan II, mengindikasikan pertumbuhan ekonomi berjalan baik.

Sumber : www.finance.detik.com/geliat-kawasan-industri-dongkrak-pertumbuhan-hotel-hingga-apartemen

Cari Rumah ?? Gak perlu 123, Hanya KITA Ahlinya  :-)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar