Kamis, 26 Januari 2012

Krisis Global Tak Perlu Dikhawatirkan



JAKARTA, Perusahaan konsultan properti internasional Jones Lang LaSalle-Procon mengatakan, dampak krisis finansial global yang melanda negara-negara Barat terhadap sektor properti Indonesia tidaklah sebesar yang diperkirakan sebelumnya.

"Kekuatiran sebagian kalangan akan meluasnya dampak krisis terhadap pertumbuhan bisnis termasuk sektor properti di Indonesia tidaklah perlu dibesar-besarkan," kata Country Head Jones LaSalle-Procon, Todd Lauchlan, dalam paparan di Jakarta, Rabu (25/1/2012).

Menurut dia, pemberian peringkat investment grade bagi Indonesia oleh dua lembaga pemeringkat internasional, yaitu Fitch dan Moody's, menunjukkan kepercayaan investor global terhadap struktur dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu, lanjut Todd, bertolak belakang dengan kondisi di wilayah Eropa dan Amerika Serikat (AS), sebagai kawasan yang sentimen pasar dan investornya semakin melemah.

"Bahkan, beberapa negara di wilayah tersebut mengalami degradasi dalam peringkat investasinya," tambah Todd.

Todd juga mengatakan, ketika banyak perusahaan asing dan internasional melakukan perampingan bisnis di Eropa dan AS, ternyata banyak perusahaan tersebut justru melakukan ekspansi usaha di Indonesia.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, mengatakan, krisis Eropa dan AS belum berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi nasional, tercermin dari pertumbuhan investasi PMA-PMDN tahun 2011 yang mengalami peningkatan sebesar 20,5 persen menjadi Rp 251,3 triliun.

"Saya rasa krisis Eropa dan AS tidak berpengaruh besar, buktinya realisasi investasi melonjak cukup signifikan dari Rp 208 triliun 2010 menjadi Rp 251,3 triliun 2012," kata Gita, di Jakarta, Kamis (19/1/2012) pekan lalu.

Gita mengatakan, dalam ekonomi suatu negara tidak terpisah dengan kondisi iklim ekonomi negara lainnya. Namun, bagi Indonesia, pertumbuhan investasi tersebut menunjukkan bawah perekonomian nasional cukup kuat menghadapi dampak krisis tersebut. BKPM mengumumkan realisasi total investasi PMA-PMDN pada 2011 mencapai Rp251,3 triliun, terdiri atas realisasi investasi PMA Rp175,3 triliun dan PMDN Rp76 triliun.

"Peningkatan realisasi investasi yang cukup signifikan ini mendorong perbaikan rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating dan Moody's yang menempatkan Indonesia pada posisi investment grade," tegasnya.

Melihat kondisi tersebut, Gita menambahkan, BKPM memasang target realisasi investasi PMA-PMDN pada 2012 sebesar Rp 283,5 triliun, bahkan pada 2014 menetapkan target ambisius sebesar Rp 440 triliun - Rp 450 triliun.


Sumber : www.properti.kompas.com/Krisis.Global.Tak.Perlu.Dikhawatirkan

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar