Senin, 30 Januari 2012

Peranakan Tionghoa Angkat Keunikan Candra Naya



JAKARTA,Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Aspertina) bekerja sama dengan Green Central City berupaya mengangkat keunikan Candra Naya, bangunan klasik etnis Tionghoa di Jalan Gajah Mada 188, Jakarta Barat. Ide ini dilandaskan pada keunikan rumah peninggalan Mayor Khouw Kim An tersebut yang memiliki tiga keunggulan.

"Candra Naya memiliki keunikan karena bangunan tua, peninggalan bersejarah dengan arsitektur khas Tionghoa. Kelebihannya adalah dikelilingi bangunan modern," terang Dr Naniek Widayati, pakar konservasi bangunan pada konferensi pers di Green Central City, Glodok, Jakarta Barat, Jumat (27/1/2012).

Perpaduan klasik-modern dan warisan budaya itulah yang hendak diusung oleh Apertina dan kawasan superblok Green Central City. Apalagi, nilai lebih bangunan di bekas lahan Vila Kroet milik pemerintah Hindia Belanda itu adalah lokasi strategisnya yang berada di kawasan cagar bangunan dan budaya kota tua Jakarta.

"Candra Naya akan menjadi jantung pariwisata kota tua di Jakarta. Warisan budaya ini sarat dengan budaya khas China dengan keunikan struktur bangunan dan ornamen yang menghiasinya," urai Martono, Chief Operating Officer Central City.

Martono mengatakan, keunikan lainnya adalah sisi klasik dan kultural serta berada di tengah-tengah bangunan modern.

Sementara itu, Wakil Koordinator Dewan Pakar Aspertina Joseph 'Aji' Chen menyatakan, komunitas peranakan Tionghoa tersebut akan menjadikan Candra Naya sebagai rumah basis pengembangan seni dan budaya Tionghoa. Dari bangunan klasik yang lebih dikenal sebagai 'Rumah Mayor' ini, Aspertina mengagendakan berbagai kegiatan seni dan budaya, advokasi budaya, pertunjukan, hingga seminar bertema budaya peranakan Tionghoa.

"Kita upayakan bisa terbuka untuk umum, ini dalam rangka dialog budaya. Kita ingin menunjukkan, bahwa budaya peranakan Indonesia telah menyatu dalam kebhinekaan budaya nusantara," jelas Aji.

Salah satu kegiatan yang dirintis Apertina dalam rangka pengembangan kawasan klasik-kultural ini menjadi aset pariwisata adalah dengan menjadikan Candra Naya masuk dalam kalender wisata. Untuk tujuan tersebut, GCC dan Apertina telah menyiapkan ajang festival tahunan berpusat di bangunan budaya tersebut.

"Kita harapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terlibat menyukseskan agenda ini sebagai kegiatan festival tahunan," pungkas Martono.

Adapun Candra Naya adalah bangunan peninggalan Mayor Khouw Kim An, pengusaha keturunan China yang diangkat sebagai pejabat Hindia Belanda. Bangunan di Jalan Gajah Mada No 188 itu saat ini menjadi bagian dari kawasan superblok Green Central City (GCC), kompleks hunian dan apertemen di wilayah pecinan, Glodok.

Saat ini, Candra Naya sedang menjalani tahap perbaikan bersamaan dengan pembangunan kawasan superblok modern GCC untuk digunakan sebagai pusat revitalisasi warisan seni dan budaya peranakan Tionghoa.


Sumber : www.properti.kompas.com/Peranakan.Tionghoa.Angkat.Keunikan.Candra.Naya

Cari rumah..?? Propertykita Lebih banyak pilihanya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar